Penelitian

Penelitian

2019

April - Penelitian V

“Model Pelaporan Keuangan Entitas Bisnis Berbasis komunitas” (Studi Kasus Kampung Warna Warni, Kota Malang),  Pada Tanggal 3 – 4 April 2019. Kampung Warna Warni  atau kampung Jodipan  terletak di bawah jembatan kereta api kota Malang dan terletak di wilayah aliran sungai Brantas. Kampung Jodipan telah menjadi desa wisata tematik yang penuh warna yang menarik ribuan pengunjung. Perubahan Kampung Jodipan yang penuh warna menggunakan Model Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Lokal di mana peran masyarakat lokal sangat penting. 
Kampung Wisata Jodipan adalah kampung yang digagas delapan mahasiswa jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diketuai Nabila Firdausiyah. Sekelompok mahasiswa ini menggandeng program corporate social responsibilitiesperusahaan cat untuk mewujudkan kampung tersebut. Mereka awalnya mendapatkan tugas praktikum Public Relations 2 dari dosen, lalu sekelompok ini yang tergabung dalam Guys Pro-lah yang memiliki ide brilian untuk menyulap kawasan kumuh ini menjadi penuh warna

April - Penelitian III & IV

Penelitian 3.
“Kerangka Kerja Desa Wisata : Sebuah Rencana Pengembangan. 
Pada Tanggal 3 – 4 April 2019, Wisata adalah kegiatan perjalanan/bepergian untuk bersenang-senang, menggunakan waktu luang untuk memulihkan kekuatan fisik dan spiritual, refreshing (penyegaran) dan kegiatan memperkaya, memperluas serta mengembangkan wawasan seseorang. Sebagai penggerak desa wisata adalah rakyat, rakyat sebagai penentu pokok. Rakyat yang mandiri dan berdikari tanpa investor. Rakyat harus berani tampil terdepan dan menghilangkan belenggu minder (rendah diri), malas, terbelakang.
Eksistensi Desa wisata yang ada sekarang ini muncul dan berkembang berdasarkan kegiatan turun temurun yang menjadi unggulan di desa tersebut.
Selain basis-basis desa wisata tersebut, desa-desa di Indonesia memiliki keanekaragaman dan keunikan yang luar biasa. Maka diperlukan kemampuan dan pengetahuan serta kreatifitas dalam menggali potensi desa.
Penelitian 4.
“Model – model Desa Wisata di Pulau Jawa : Studi Komparasi.
Pada Tanggal 3 – 4 April 2019, Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan guna mengembangkan kegiatan pariwisata adalah konsep desa wisata dan ekowisata berbasis partisipasi masyarakat. Desa wisata dan Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang memberikan dampak langsung terhadap kawasan wisata tersebut, serta berperan dalam usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, serta mendorong dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai contoh riset adalah Kampung Warna Warni  dan Kampung Tridi atau kampung Jodipan  terletak di bawah jembatan kereta api kota Malang dan terletak di wilayah aliran sungai Brantas. Kampung Jodipan telah menjadi desa wisata tematik yang penuh warna yang menarik ribuan pengunjung.

April - Penelitian II

“Komparasi Model Desa Wisata Berbasis Komunitas di Desa Pujon Kidul, Malang, Jawa Timur”Pada tanggal 1 – 2 April 2019. Desa Wisata Pujon KidulMalang, Jawa Timur memang banyak berhasil mengintegrasikan segenap potensi desanya  untuk menjadi destinasi wisata yang unik dan menarik. Desa ini  menyediakan paket-paket wisata mulai dari cafe sawah, wisata berkuda, outbond, tracking di pegunungan, edukasi pertanian dan peternakan hingga homestay. Konsep memanfaatkan potensi alam, ekonomi dan budaya.  Dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi destinasi tujuan wisata di daerah Batu Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengembangan desa wisata yang saat ini dilakukan di Desa Pujon Kidul, Malang. Kesamaan konsep community-based tourism. Adapun tipologi partisipasi masyarakatnya adalah self mobilization (mandiri). Dikatakan mandiri karena hasil keputusan yang disepakati bersama semuanya dilakukan melalui musyawarah, Tahapan – tahapannya dari awal perencanaan, mplementasi, evaluasi dilakukan sendiri secara mandiri. Kontribusi Masyarakat dimulai pada saat merencanakan program, masyarakatnya secara menadiri membuat semua program-program kerja yang buat.

April - Penelitian I

“Smart Village di Desa Wisata Kabupaten Malang” pada Tanggal 1 – 2 April 2019. Konsep desa pintar atau smart village, mampu mengembangkan potensi desa dengan memanfaatkan bentuk – bentuk  teknologi baik secara digital tools dan apps. Desa wisata yang menggunakan konsep Smart Village dalam pengelolaanya mengoptimalkan peran pemerintah, masyarakat setempat dan kelompok sadar wisata atau komunitas-komunitas  sehingga menciptakan desa wisata yang berbasis teknologi.
Para wisatawan sudah berubah jauh perilakunya. Semua menjadi semakin digital. “pada saat ini ada istilah ‘always-connected travellers,’ di manapun dan kapanpun mereka saling terkoneksi dengan adanya mobile apps/devices. Jika tidak berubah mengikuti perubahan konsumen, kita pasti akan mati. Jadi inovasi smart village ini adalah solusi. Sangat baik dikembangkan untuk kebutuhan pariwisata, dimana perubahan teknologi dan informasi yang semakin cepat.

2018

November

Penelitian dan Wawancara  “Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah di Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta”
Penelitian dan Wawancara I 
Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan di kepulauan seribu, maka sebagai salah satu indikator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan atau jenuh.
Mutu pendidikan merupakan hal tentang dua sisi yang sangat penting yaitu proses dan hasil. Mutu dalam proses pendidikan melibatkan berbagai input seperti; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana dan prasarana lembaga pendidikan, dukungan administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan suasana yang fair dan nyaman untuk belajar. Mutu dalam konteks “hasil pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap kurun waktu tertentu.
Penelitian dan Wawancara II
Model Desa Wisata Berbasis Community Based Tourism/CBT di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu” yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 November 2018, di Kepulauan Seribu.
Dalam pendekatan CBT ini seolah-olah menempatkan masyarakat sebagai objek pengembangan kepariwisataan bukan sebaliknya. Pendekatan seperti menempatkan masyarakat sebagai kendaraan dalam intrik dalam berbagai rencana pengembangan kepariwisataan di Indonesia.
Secara kolektif masyarakat Kepulauan Seribu menggambarkan diri mereka sebagai masyarakat pariwisata (tourism community). Kesadaran secara kolektif ini menyebabkan masyarakat Kepulauan Seribu sangat unik dibandingkan dengan masyarakat di destinasi pariwisata lainnya di Indonesia. Masyarakat Kepulauan Seribu mampu mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi dengan kepariwisataan.

2017

Maret - Penelitian I

Penelitian di Yogyakarta “Strategi Pengurangan Angka Kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta”. Pada 1 Maret 2017.
Kemiskinan merupakan permasalahan multidimensi yang dalam penanganannya memerlukan langkah-langkah yang menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Maka Pemerintah Daerah Gunungkidul sudah melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Daerah untuk duduk bersama, mulai dari kelompok masyarakat, birokrasi, LSM, dan dunia usaha. Satu permasalahan penting dalam desain kebijakan untuk pengurangan kemiskinan di Gunungkidul adalah integrasi dan koordinasi beragam program kemiskinan yang ada. Melakukan langkah-langkah kongkret untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Gunungkidul. Penting juga untuk mendengarkan suara masyarakat miskin dalam pengambilan kebijakan pegurangan kemiskinan.
Dari data Badan Pusat statistik (BPS) kemiskinan di kabupaten Gunungkidul tahun 2017 yakni 18,65 persen. Tahun 2016 angka kemiskinan masih di angka 19,34 persen. ” Pariwisata memegang kunci penurunan kemiskinan di Gunungkidul. Banyak masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata. Di kabupaten Gunung Kidul terus di dorong investasi, salah satunya membuat amdal kawasan wisata. Harapannya memudahkan investor mengurus perizinan.

Maret - Penelitian II

Penelitian di Yogyakarta “Strategi Komunikasi Pemasaran Obyek Wisata di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta” Lokasi Pantai Baron dan Pantai Kukup pada 1 Maret 2017.
Rekomendasi kepada pemerintah Kabupaten Gunung Kidul untuk lebih meningkatkan kunjungan wisatawan di pantai Baron dan pantai kukup dan juga objek wisata lain di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, antara lain perlunya peningkatan dan penguatan aspek komunikasi pemasaran pariwisata, terutama dari segi promosi dan sumber daya yang sesuai dengan kompetensi kepariwisataan. Perlunya peningkatan dan penguatan perluasan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak terkait agar tepat sasaran sesuai dengan segmen khalayak yang diinginkan.

Maret - Penelitian III

Peneltian dan wawancara di Yogyakarta “Analisis Diskriminan Faktor-faktor Keputusan Pembelian Pengunjung Pusat Gerabah Kasongan Yogyakarta”, pada 2 Maret 2017.
Jumlah angka penurunan tingkat omzet pendapatan yang ditandai dari penurunan jumlah pengunjung, menunjukkan perlunya diadakan penelitian sehubungan dengan perilaku konsumen agar pemerintah dan masyarakat serta penggiat bisnis gerabah mengetahui secara pasti mulai dari proses keputusan pembelian hingga faktor-faktor apa sajakah yang membuat konsumen mengambil keputusan untuk memilih gerabah Kasongan. Apabila telah diketahui, tentunya pihak pemerintah dan masyarakat serta penggiat bisnis dapat lebih memprioritaskan perhatian kinerja pada faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen, dengan tujuan supaya jumlah pengunjung serta omzet pendapatan gerabah dapat kembali meningkat setiap bulannya. Selain itu, dari penelitian ini pihak pemerintah dan masyarakat serta penggiat bisnis dapat mengaplikasikan alternatif rekomendasi bauran pemasaran yang merupakan implikasi dari hasil keragaan perilaku konsumen.
“Analisis Risiko Supply Chain Management Pusat Gerabah Kasongan Yogyakarta” pada 2 Maret 2017.
Ketidakpastian iklim bisnis, suhu politik, lemahnya kelembagaan (regulasi dan infrastruktur), bahkan bencana alam yang tidak terhindari menjadi tantangan rantai pasok dari segi eksternal. Ketidakpastian dari segi internal pun menjadi tantangan pengelolaan rantai pasok, seperti ketepatan peramalan dan perencanaan bahan baku, pengontrolan kualitas produk, ketepatan waktu dan kuantitas pendistribusian, pemanfaatan kapasitas, kemampuan pengelolaan inventory, dan sebagainya. Ketidakpastian internal dan eksternal ini menimbulkan adanya risiko perusahaan yang perlu dikelola. Beberapa tools yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi dan menilai risiko rantai pasok adalah House of Risks, Failure Mode Effect And Analysis (FMEA), dan Supply Chain Operations References (SCOR).
Pengelolaan risiko rantai pasok merupakan upaya membangun ketangguhan dan keunggulan bersaing perusahaan dengan cara mengidentifikasi serta memitigasi risiko rantai pasok dengan tools yang tepat. Tujuan pengelolaan risiko rantai pasok adalah pencapaian keuntungan yang keberlanjutan dan kemampuan bertahan serta bersaing perusahaan di era kompetisi yang ketat.

Maret - Penelitian IV

Penelitian “Strategi Rebranding Pusat Gerabah di Purwakarta” 21 Maret 2017
Melalui rebranding, Pengerajin grabah di purwakarta ingin menciptakan tampilan baru dari produk yang sudah ada dengan tujuan untuk mendiferensiasikan produk dari kompetitornya. Upaya-upaya dari re-branding meliputi perubahan bentuk baru atau kemasan dan materi pemasaran yang diperbaharui yang mencakup istilah-istilah industri terbaru. Rebranding juga memengaruhi persepsi konsumen tentang sebuah produk atau jasa dengan merevitalisasi Produknya dan membuatnya lebih modern sekaligus lebih sesuai untuk kebutuhan konsumen.

2016

Oktober - Penelitian I

Peneltian di Farm House Bandung “Analisis Persepsi Pengunjung terhadap Kualitas Pelayanan Obyek Wisata Farm House Lembang, Bandung”  4 Oktober 2016.
Meskipun secara rata-rata termasuk dalam kategori sedang, namun aspek bukti fisik dipersepsikan daya tarik yang kuat oleh pengunjung Obyek Wisata Farm House, Lembang dibandingkan indikator lain dalam membentuk kualitas pelayanan. Oleh sebab itu hal ini hendaknya menjadi perhatian manajemen Obyek Wisata Farm House, Lembang untuk meningkatkan fasilitas fisikseperti gedung tempat parkir, kebersihan, kenyamanan lokasi wisata, kelengkapan peralatan serta fasilitas-fasilitas fisik lainnya di Obyek Wisata Farm House, Lembang. Pengembangan pariwisata tentunya tidak dapat dipisahkan dengan partisipasi masyarakat. Masyarakat tidak lagi ditempatkan sebagai objek yang hanya menerima segala apa yang diputuskan, tetapi masyarakat pada saat ini juga harus dilibatkan
dalam kerangka mengembangkan pariwisata. Keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata akan menyebabkan ada rasa memiliki dan rasa ingin turut memelihara pariwisata yang berada di daerahnya. Diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk dilakukannya penelitian selanjutnya. Penelitian yang akan datang hendaknya mengembangkan variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan pengunjung dalam rangka meningkatkan daya tarik wisatawan Obyek Wisata Farm House, Lembang.

Oktober - Penelitian II

Penelitian dan Wawancara di Floating Market Lembang Bandung ” Strategi Pengembangan Obyek Wisata Floating Market, Lembang Bandung” 4 Oktober 2016.
Strategi objek wisata Floating Market Lembang dan dampak objek wisata Floating Market Lembang terhadap peningkatan jumlah pengunjung serta kesejahteraan ekonomi masyarakat, lebih kepada memberikan peluang diantaranya adalah peluang kerja/lapangan kerja, peluang wirausaha dan pemasukan PAD Desa Lembang. Dengan adanya objek wisata Floating Market Lembang berdampak jumlah pengunjung wisatawan lokal terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat baik itu positif dan negatif, dampak positifnya yaitu meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik.